Rembang – Pekerja seni Rembang angkat bicara mengenai pemberitaan yang menyebutkan bahwa mereka ditolak masuk ke gedung kantor Bupati Rembang. Mereka tidak diusir, melainkan dipersilahkan untuk melanjutkan aksi mereka yaitu jalan kaki sepanjang kurang lebih 6 kilometer.
Kita datang dengan baik-baik, disana juga disambut baik. Kalau kata-kata diusir itu kan terlalu kasar, sekarang tujuannya seperti apa.
Pekerja seni dari Kecamatan Lasem, Hendra menyampaikanĀ tujuan para pekerja seni turun ke jalan yaitu hanya melakukan aksi jalan kaki dari gapura perbatasan Kota Rembang bagian timur sampai ke gapura bagian barat. Mereka membawa bendera putih, alat musik dan kertas yang bertuliskan keluh kesah yang mereka alami selama pandemi covid-19.
Sesampainya di depan gedung kantor Bupati, kata Hendra para pekerja seni berhenti sejenak untuk beristirahat sambil membentangkan kertas yang bertuliskan keluh kesah yang mereka alami selama pandemi covid-19. Mereka juga sempat masuk ke halaman kantor Bupati. Namun pada saat itu Bupati sedang tidak ada di tempat.
Oleh Satpol PP yang bertugas mereka diarahkan untuk menunggu di sisi timur gedung kantor Bupati dan mencari tempat yang teduh. Dikarena tujuan utama mereka adalah aksi jalan kaki bukan untuk bertemu dengan pejabat, para pekerja seni memutuskan untuk melanjutkan perjalanan.
“Kita datang dengan baik-baik, disana juga disambut baik. Kalau kata-kata diusir itu kan terlalu kasar, sekarang tujuannya seperti apa. Kan tujuan kita tidak untuk ketemu pak Bupati, syukur-syukur kalau ketemu. kalau tidak ya memang tujuan kita tidak untuk ketemu,” kata dia.
Hendra mengungkapkan, jumlah pekerja seni yang ikut aksi juga hanya beberapa orang. Mengingat mereka juga harus menerapkan protokol kesehatan dalam melakukan aksinya tersebut.
“Kami tidak ada koordinator, awalnya cuma 5 orang yang memiliki keinginan yang sama. kemudian ada beberapa seniman yang ikut nyusul. Kalau niatnya demo besar-besaran kita pasti bawa banyak orang. Tujuan kita tidak mengajak, tapi cuma menginformasikan ke teman-teman kalau kita mau aksi seperti itu,” bebernya.
Dirinya juga menegaskan tidak ada aksi banting membanting alat musik saat melakukan aksi jalan kaki tersebut. Alat musik berjenis piano tersebut hanya diseret sambil berjalan kaki.
“Alat musik itu kita jalan kaki kita seret, dari gapura timur. Makanya jadi rusak karena diseret, kalau dibanting tidak,” imbuhnya.
Hendra meminta kepada para media di Rembang agar tidak membenturkan para pekerja seni dengan pemerintah kabupaten Rembang. Pasalnya mereka hingga saat ini menjalin hubungan baik dengan pemerintah Kabupaten Rembang.
“tidak ada niatan kita untuk melawan pemkab, makanya tujuan kita cuma pengen menjalin hubungan baik dengan pemkab supaya ada angin segar dari pemkab. Istilahnya sama-sama enaknya, misal pentas dibuka ya mohon dibuka tapi ada peraturannya seperti itu,” pungkasnya.