SEMBUNYIKAN IKLAN INI
BeritaKulinerPerdagangan

Olahan Rengginang Teri Khas Rembang “Melempem” di Musim Penghujan

290
×

Olahan Rengginang Teri Khas Rembang “Melempem” di Musim Penghujan

Sebarkan artikel ini
Sanyoto, warga Desa Pureorejo, Kecamatan Kaliori merasakan dampak dari musim penghujan yang mengakibatkan usaha rengginang teri miliknya berhenti produksi. (Linimedia/Rendy Teguh Wibowo)
Sanyoto, warga Desa Pureorejo, Kecamatan Kaliori merasakan dampak dari musim penghujan yang mengakibatkan usaha rengginang teri miliknya berhenti produksi. (Linimedia/Rendy Teguh Wibowo)

Rembang – Dimusim penghujan seperti ini, tentunya sangat disambut gembira oleh para petani di Kabupaten Rembang. Pada sektor pertanian, para petani sekarang ini tidak lagi kesulitan mencari air untuk mengairi sawahnya.

Disisi lain, musim penghujan justru memberi dampak yang tidak menguntungkan bagi sektor perdagangan. Khususnya para pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kabupaten Rembang yang mengandalkan panas matahari untuk memproduksi barang.

Saat ini, kami berhenti produksi karena ada pandemi dan masalah cuaca jarang ada matahari.

Salah satu pelaku UMKM Rembang, Sanyoto, warga Desa Pureorejo, Kecamatan Kaliori, misalnya, dia mengembangkan penganan khas Rembang berjenis rengginang yang dipadukan dengan olahan laut ikan teri. Tapi kini terpaksa berhenti produksi akibat cuaca yang sering hujan.

Baca juga:  PPP Rembang Gelar Jalan Sehat Berhadiah Umroh

Dia mengaku, usaha yang dirintisnya 10 tahun lalu itu memang sangat membutuhkan bantuan panas terik matahari. Sebab cara pengeringan rengginangnya masih menggunakan tehnik tradisional dengan cara dijemur.

“Saat ini, kami berhenti produksi karena ada pandemi dan masalah cuaca jarang ada matahari,” kata dia, Minggu 14 Februari 2021.

Dikarenakan cuaca ekstrem yang melanda belakangan ini, pada akhir 2020 dirinya sudah tak bisa memproduksi renggeniang teri lagi. Akibatnya, belasan karyawannya pun terpaksa dirumahkan.

“Sekarang cuma mengandalkan stok rengginang kering yang masih tersisa untuk digoreng dan dijual,” terangnya.

Baca juga:  Nyambi Edarkan Pil Koplo, Kurir Paket Diringkus

Seperti peribahasa sudah jatuh tertimpa tangga, itulah yang kini ia rasakan. Usai adanya pandemi Covid-19 yang memaksa omsetnya turun drastis, kini faktor cuaca yang mengharuskan usahanya untuk berhenti produksi.

“Kemarin pandemi kemarin turun 50 persen tapi sekarang mulai membaik. Tapi sekarang kendalanya dari cuacanya,” imbuhnya.

Rengginang yang dia memiliki sudah memiliki penggemar dari berbagai kota. Untuk sementara, produk rengginangnya di setor di sejumlah toko di Rembang dan beberapa kabupaten tetangga seperti Pati.

“Saya berharap pandemi segera berakhir dan cuaca bisa kembali normal,” imbuh pria yang memilki satu putri ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *