SEMBUNYIKAN IKLAN INI
BeritaKulinerTopWisata

Pohon Durian “Cebol” Tumbuh Subur di Rembang

180
×

Pohon Durian “Cebol” Tumbuh Subur di Rembang

Sebarkan artikel ini
Janarko bersama pemilik pohon durian pendek di Desa Dowan Kecamatan Gunem
Janarko bersama pemilik pohon durian pendek di Desa Dowan Kecamatan Gunem

Rembang – Durian terkenal dengan tinggi batang pohonnya yang bisa mencapai puluhan meter dan memiliki banyak dahan tempat bergantungnya buah. Namun di Desa Dowan dan Desa Suntri Kecamatan Gunem dapat dijumpai pohon durian yang pendek namun sudah berbuah.

Pendamping Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Gunem, Janarko mengatakan pohon durian pendek di kedua desa tersebut sudah banyak berbuah dimusim penghujan seperti ini. Terdapat kurang lebih 50 pohon yang telah menghasilkan ratusan buah yang mendapat gelar si raja buah karena rasanya.

“Kalau musim durian seperti ini banyak buahnya, bisa sampai ratusan biji dari pohon-pohon (durian) yang pendek,” kata Janarko saat dijumpai di Desa Dowan, Selasa 24 November 2020.

Baca juga:  Pesan Gus Mus kepada Menteri Agama Gus Yaqut

Janarko mengaku cara penanaman pohon durian pendek tersebut menggunakan sistem penyambungan. Baik mata tunas (okulasi) maupun tunas (sambung pucuk), dilakukan dengan menggunakan batang bawah yang berasal dari biji (generatif) dan batang atas yang memiliki sifat-sifat baik atau unggul.

“Sistem sambungan atau tempel itu pohon yang bawah lebih muda dan yang atas dari pohon yang sudah tua istilahnya, biasanya yang bawah itu sekitar tinggi 2-3 meter dan yang atas 1 meter,” jelasnya.

Rata-rata lanjut Janarko, pohon durian pendek tersebut menghasilkan buah durian seberat 1 – 2 kilogram. Menurutnya kondisi tanah yang subur menjadi salah satu faktor pohon durian dapat tumbuh dan berbuah lebat tanpa obat-obatan perangsang tanaman.

Baca juga:  Bisnis dan AI Jadi Pembahasan Kuliah Umum UYR

“Nanti sekitar 3 meter pohon durian sudah berbuah, tanpa menggunakan obat apapun karena secara geografis tanah disini termasuk subur dan cocok untuk durian,” bebernya.

Meski dengan cara membeli bibit dapat lebih praktis ketimbang menanam dengan cara sambungan, Janarko tetap memilih menerapkan sistem manual. “Diusahakan seperti itu karena kalau beli bibit jadi itu agak mahal. Paling tidak per bibit itu harganya Rp. 100 – 200 ribu,” lanjut dia.

Buah durian hasil dari tanaman pohon durian pendek tersebut, kata Janarko sudah banyak dipesan orang meski buahnya masih di pohon. Rasa buah durian yang manis dan ada sedikit pahitnya menjadi favorit khususnya pencinta durian di Rembang.

Baca juga:  Gelar Bakti Sosial Kesehatan Donor Darah 

“Karena durian dari desa Dowan atau Suntri itu kan ada manisnya juga ada pahitnya, orang Rembang senangnya yang kayak gitu, tidak hanya manis saja,” bebenya.

Dengan pohon durian yang unik tersebut dirinya pun mengusulkan kepada pemerintah desa untuk menambah populasinya dan membuka agro wisata durian di kedua Desa tersebut.

“Tahun ini akan saya usulkan untuk menambah jumlah pohonnya agar bisa dibantu dari anggaran dana desa dengan cara membeli bibit dan ditanam bersama-sama agar lebih banyak lagi (jumlah pohon durian pendek) dan cepat berbuah,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *