Rembang – Daun kelor merupakan tanaman herbal tradisional yang sudah sejak lama dikenal bisa dijadikan obat. Tidak bisa dupungkiri, manfaat daun kelor untuk kesehatan datang dari kandungan antioksidan yang sangat tinggi dan ini telah dibuktikan secara ilmiah.
Namun siapa sangka, selain menyehatkan bagi tubuh, daun kelor juga bisa diolah menjadi berbagai makanan dan minuman yang lezat. Seperti yang dipaparkan oleh Siti Khodijah, pemateri asal Kabupaten Gresik, Jawa Timur ketika mengisi pelatihan membuat Boba dan cookies atau kue dari daun kelor, hari Rabu 11 Agustus 2021.
Cara bikinnya simpel. Rasanya juga nggak kalah dengan donat kentang. Tekstur donat kelor, tetap empuk, lembut dan menul.
Pelatihan tersebut digelar oleh mahasiswa program studi Ketahanan Nasional Sekolah Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, yang mengadakan program pengabdian kepada masyarakat di Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu.
Siti Khodijah mengungkapkan setelah daun kelor dihaluskan menjadi bubuk, akan lebih mudah mengkreasikan. Bubuk daun kelor dapat diolah menjadi minuman boba, kemudian puding, donat, cookies dan masih banyak varian lainnya.
Ia mencontohkan donat kelor, rasanya tidak kalah dengan donat yang berbahan baku kentang, sehingga layak dijual untuk menambah pemasukan.
āCara bikinnya simpel. Rasanya juga nggak kalah dengan donat kentang. Tekstur donat kelor, tetap empuk, lembut dan menul, ā terang Siti melalui pelatihan virtual menggunakan aplikasi zoom dan youtube.
Sementara itu, Ketua Program Studi Ketahanan Nasional Sekolah Pasca Sarjana UGM, Armaidy Armawi mengatakan daun kelor tidak mempunyai rasa apa-apa, sehingga cocok menjadi bahan olahan.
āBeda dengan daun kemangi, ada orang yang suka dan tidak, karena baunya. Lha ini bisa dimasukkan kemana-mana, termasuk lonthong tuyuhan, lalu dibuat sayuran. Pak Kades Kadiwono sempat bilang saya kalau makan itu, kesaktian saya ilang pak. Ndak apa-apa, nanti akan mendapatkan hal lain ketimbang sekedar kesaktian, ā kata sang profesor.
Armaidy menambahkan China sendiri sedang melirik daun kelor untuk lebih dikembangkan sebagai tanaman herbal, demi menjawab tantangan zaman kedepan.
āTentunya untuk membangun keluarga berketahanan yang sehat, ā tandasnya.
Maka pihaknya mendorong agar masyarakat Desa Kadiwono, tidak ragu-ragu membudidayakan dan mengoptimalkan daun kelor, sebagai salah satu sarana mewujudkan kemandirian.
āSaya selalu katakan sama pak Kades, walaupun desa bapak di ring 1 pabrik semen, tapi itu tidak abadi. Yang abadi adalah karakter desa itu, yang bisa dibangun masyarakat sendiri, sehingga tidak tergantung oleh apapun. Ada atau tidak obyek vital di situ, masyarakat nya tetap tangguh, ā kata Armaidy.
Program pengabdian kepada masyarakat oleh mahasiswa program studi Ketahanan Nasional Sekolah Pasca Sarjana UGM di Desa Kadiwono, Kecamatan Bulu ini, memasuki tahun ke-3.
Mereka sudah banyak memberikan bantuan pelatihan maupun pendampingan sejak tahun 2019 lalu, terutama di sektor pemberdayaan masyarakat.