SEMBUNYIKAN IKLAN INI
BeritaSejarah

Ini Sejarah Diperingatinya Hari Bela Negara

69
×

Ini Sejarah Diperingatinya Hari Bela Negara

Sebarkan artikel ini

Pada Kamis (19/12/2024) Pemerintah Kabupaten Rembang memperingati Hari Bela Negara.  Hari Bela Negara ini bertujuan untuk mengenang perjuangan para pahlawan mempertahankan kedaulatan negara dari Agresi Militer Belanda II pada 19 Desember 1948.

Bupati Rembang H. Abdul Hafidz saat membacakan sambutan dari Presiden Republik Indonesia (RI), Prabowo, dalam upacara Bela Negara di halaman kantor Bupati Rembang, Kamis (19/12/2024) mengatakan momen itu, para pahlawan menunjukkan kegigihan dan usaha mereka untuk merebut kembali Kota Negara Yogyakarta yang saat itu merupakan simbol pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Bupati Hafidz menambahkan pada waktu itu Belanda berhasil menangkap sejumlah tokoh penting Indonesia, yaitu Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, dan beberapa pejabat tinggi lainnya. Hal ini menyebabkan kekosongan kepemimpinan negara.

“Demi keberlangsungan pemerintahan Indonesia, Presiden Soekarno menginstruksikan Menteri Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di daerah Bukit Tinggi, Sumatera Barat,” ujarnya.

Menurutnya,  deklarasi PDRI merupakan bukti ketangguhan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan NKRI. Keberadaan PDRI juga memberikan sinyal kepada dunia bahwa Republik Indonesia masih tetap berdiri.

“Mendengar catatan sejarah tersebut, membuat kita generasi penerus menjadi kagum dan terinspirasi akan dedikasi pengorbanan para pejuang bangsa. Maka peringatan Hari Bela Negara ini merupakan momentum penting untuk meneguhkan kembali komitmen bersama dalam menjaga dan memperkuat persatuan bangsa Indonesia, ” tegasnya.

Tema peringatan Hari Bela Negara ke-76 Tahun 2024 ini adalah “GELORAKAN BELA NEGARA UNTUK INDONESIA MAJU”. Tema itu mengandung makna seluruh warga negara Indonesia agar terus menggelorakan bela negara dengan berkontribusi secara nyata dalam berbagai aspek kehidupan guna mewujudkan Indonesia Maju.

“Kontribusi nyata kita haruslah dapat tercermin pula pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pendidikan, teknologi, pertahanan dan keamanan,” paparnya.

Dalam kesempatan itu, Abdul Hafidz mengingatkan, bahwa tugas bela negara bukan hanya milik kementerian pertahanan, TNI dan Polri semata, namun merupakan tugas dan kewajiban seluruh komponen bangsa.

“Dengan semangat bela negara kita akan mampu menghadapi berbagai macam rintangan untuk menggapai cita-cita bangsa,” pungkasnya. (MFC)

Facebook Notice for EU! You need to login to view and post FB Comments!