Pendakwah Miftah Maulana Habiburrahman, menjadi sorotan masyarakat. Ulama yang akrab disapa Gus Miftah itu dihujat nitizen di media sosial karena mengolok- olok penjual es teh Sunhaji.
Hari Jum’at (6/12/2024) pendakwah itu mengundurkan diri dari tugas sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Ulama besar KH. Ahmad Mustofa Bisri saat dimintai tenggapan terkait fenomena pendakwah yang diselingi guyonan yang keblabasan, tak menjawab secara spesifik. Namun Gus Mus memberikan penjelasan tentang dakwah.
Gus Mus mengutip ayat dalam Al- Qur’an , Surat An-Nahl Ayat 125. Selanjutnya menjelaskan makna dari dakwah dan amar makruf nahi mungkar.
“Dakwah itu asalnya dari firman Allah, Ud’u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati wal-mau’iẓatil-ḥasanati.. Ada dakwah, ada amar makruf nahi mungkar,” terang Gus Mus kepada awak media di kediamannya Kelurahan Leteh Kecamatan Rembang Kabupaten Rembang Jawa Tengah, Jum’at (6/12/2024).
“Dakwah itu maknanya ngajak, amar makruf itu maknanya perintah. Amar itu perintah, jauh bedanya antara perintah dengan mengajak. Kalau perintah, salat! Kalau ngajak, mari kalau bisa sampean salat! Itu ngajak,” jelasnya.
Gus Mus kemudian mencontohkan seorang Calo di terminal yang mengajak orang untuk naik ke bus. Da’i, ustadz, mubaligh menurut Gus Mus harus meniru bagaimana Calo itu untuk mendapatkan penumpang.
“Calo terminal itu mengajak penumpang, ayo mas ini busnya baru, sopirnya berpengalaman 30 tahun, ada AC-nya, karaoke juga ada, bukan kok narik-narik, marah-marah sama penumpang, nggak ada yang naik. Baru kalau mereka sudah naik baru amar makruf nahi mungkar, ayo bayar karcis ayo, nggak usah didakwahi untuk bayar karcis, udah perintah aja, Diajak dulu baik, baru setelah baik, itu sama dengan kita, saudara, kita amar makruf. ” jelas pengasuh Pondok Pesantren Roudlotut Tholibin Leteh Rembang itu.
Menurut Gus Mus, Orang kadang-kadang tidak bisa membedakan antara dakwah dan amar makruf nahi mungkar. Dakwah itu ada nuansa merayu, ada nuansa membujuk, mengajak. Berbeda dengan amar, yang artinya perintah , tentu tidak ada unsur membujuk.
Gus Mus menegaskan Pendakwah seharusnya harus memahami apa itu dakwah dan motivasinya. Pasalnya jika tidak mengetahui, maka bisa malah membuat kekacauan.
“Dakwah itu kaitannya dengan khoir. Ud’u ilā sabīli rabbika bil-ḥikmati.. Jalan Tuhan jalan kebaikan, mengajak baik harus dengan cara yang baik, perintah saja amar makruf, juga harus dengan yang makruf, kalau kita ngajak tapi nggak ngerti maknanya ngajak, ya runyam, tandas Gus Mus. (MCS)