SEMBUNYIKAN IKLAN INI
BeritaKriminal

Dinsos PPKB Rembang Siap Dampingi Siswi SD Yang Diduga Jadi Korban Perundungan dan Kekerasan Seksual

124
×

Dinsos PPKB Rembang Siap Dampingi Siswi SD Yang Diduga Jadi Korban Perundungan dan Kekerasan Seksual

Sebarkan artikel ini

Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (Dinsos PPKB) Kabupaten Rembang akan melakukan pendampingan terhadap anak sekolah dasar (SD) yang diduga menjadi korban perundungan dan kekerasan seksual.

Kepala Dinsos PPKB Kabupaten Rembang, Prapto Raharjo, menjelaskan bahwa pendampingan akan difokuskan pada korban terlebih dahulu. Namun, pendampingan juga akan diberikan kepada terduga pelaku yang masih berusia anak-anak.

“Kalau ini korban dan pelaku anak-anak semua, maka kita utamakan dulu yang korban. Setelah itu baru terduga pelaku,” ujarnya.

Prapto menambahkan, pendampingan bertujuan untuk menjaga kondisi mental anak agar tetap stabil dan tidak mengalami gangguan lebih lanjut.

“Intinya nanti kita akan mendampingi, agar jika kejiwaannya, mentalnya anak terganggu, bisa kembali ke kondisi semula. Kalau masalah itu dilaporkan (ke Polres), tergantung pihak keluarga korban,” ungkapnya.

Tim dari Dinsos PPKB telah menemui korban dan keluarganya di Polres. Selain itu, tim juga telah bertemu dengan Kepala Desa setempat untuk mendiskusikan langkah-langkah selanjutnya.

Seorang siswi SD di Kecamatan Lasem diduga menjadi korban perundungan dan pencabulan teman satu sekolahnya. Pelaku diduga berjumlah empat siswa.

Perbuatan memilukan itu terjadi pada Jum’at (13/12/2024) lalu.  Akibatnya korban mengalami trauma dan sakit pada kelaminnya.

Orang tua korban telah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Namun pihak sekolah membantah adanya pelecehan seksual dalam kasus tersebut.

Kepsek tersebut mengatakan bahwa yang sebenarnya terjadi empat siswa terduga pelaku ingin mengambil kunci sekat ruang kelas 5 dan 6. Sedangkan  kunci berada di dalam saku korban yang posisinya di antara paha.

“Kalau cabul saya kira tidak , karena kalau cabul, anak- anak pasti ingin melihat yang tidak pernah mereka lihat (kelamin korban- red), tapi itu tidak terjadi. Jadi anak (korban- red) tersebut ya tetap tetap mengenakan pakaian pramuka,” ungkapnya. (MFC)

Facebook Notice for EU! You need to login to view and post FB Comments!