Rembang – Minum kopi telah menjadi gaya hidup, terutama bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Rembang. Menyeruput kopi menjadi teman untuk mengawali ataupun mengakhiri aktivitas sehari-hari.
Pada umumnya kopi yang disajikan atau yang menjadi ciri khas Rembang ialah kopi lelet hitam saja. Berawal dari itu, salah satu pembuat kopi di Rembang mencoba cara baru untuk mengembangkan produknya, yaitu menawarkan varian berbeda berupa kopi lelet putih.
Ada banyak sekali percobaan yang saya lakukan, mulai dari tahun 2015 baru menemukan racikan yang pas tahun 2020.
Pembuat kopi putih, Arifin Bagus Susetyo 31 tahun warga Desa Kabongan Kidul Kecamayan Rembang mengatakan pada dasarnya proses pembuatan kopi lelet putih hampir sama seperti membuat kopi lelet hitam pada umumnya. Bedanya terletak pada waktu penggorengan biji kopinya.
Untuk membuat kopi lelet putih, kata dia, biji kopi tidak digoreng sampai menghitam. Sehingga warna asli biji kopi yang putih masih nampak.
āMenggorengnya cuma sebentar, sekitar 3 sampai 5 menit. Jadi tidak sampai meghitam,ā kata Arifin Bagus Susetyo, Jumat 12 Maret 2020.
Ia mengaku, butuh waktu 5 tahun untuk menemukan racikan yang pas agar kopi putih itu tidak hanyak enak di minum namun bisa juga digunakan untuk melelet batang rokok. Wajar saja tradisi melelet batang rokok menjadi ritual wajib yang harus dilakukan para pecinta kopi di Rembang selain meminum kopi.
Dirinya mulai melakukan percobaan membuat kopi lelet putih pada tahun 2015. Banyak kegagalan yang dialaminya ketika itu. Hingga pada tahun 2020, dirinya menemukan racikan yang pas dan nikmat dari kopi lelet putih.
āAwalnya saya mencoba tidak seperti ini, warnanya lebih coklat lagi tidak putih. Terus saya coba-coba dan coba akhirnya jadi. Ada banyak sekali percobaan yang saya lakukan, mulai dari tahun 2015 baru menemukan racikan yang pas tahun 2020,ā kata dia.
Saat diminum, kopi lelet putih itu mengeluarkan rasa biji kopinya yang sangat kuat sekali, berbeda dengan kopi hitam pada umumnya. Arifin berujar rasa biji kopi yang sangat kuat dikarenakan proses penggorengan yang hanya sebentar saja.
āKalo masalah penggorengan ini kan masih mentah. Ya digoreng tapi rasa kopinya masih melekat sekali. Kalau pengen sensasi berbeda minum kopi ya bisa dicoba kopi putih ini,ā jelasnya.
Istilahnya biji kopi yang digoreng belum benar-benar mantang. Sehingga dirinya mewanti-wanti untuk para pecinta kopi yang belum terbiasa pasti akan merasakan kembung. Namun bagi yang sudah terbiasa, sensasi minum kopi yang sebenarnya akan didapat ketika meminum kopi lelet pitih itu.
āKalau yang tidak tawar bisa kembung saat pertama kali minum kopi putih ini,ā ucap dia.
Dirinya menambahkan, kopi lelet putih yang dibranding dengan nama kopi raja itu paling nikmat jika disajikan dengan cara dicampur susu putih. Ia biasa menjual bubuk kopi lelet hitam kemasan 250 gram dengan harga Rp. 23 ribu.
Bagi yang ingin mencoba bisa datang langsung ke kopi raja yang berlokasi di Desa Kabongan Kidul RT 03 RW 03 Kecamatan Rembang. Pemasaran kopi lelet putih ini pun telah menjangkau ke berbagai daerah bahkan sampai ke wilayah Kalimantan.
āProduknya sudah luar daerah bahkan sampai ke luar Jawa. Luar Jawanya ke Kalimantan yang bagian pelosok. Kebetulan ada temen saya yang disana terus disana ada yang minat melihat kopi yang di leletkan di rokok,ā imbuhnya.