Rembang – Air nira dari pohon aren atau biasa disebut legen oleh masyarakat Rembang menjadi minuman yang sangat menyegarkan ditengah panasnya cuaca pantura. Penjual legen banyak dijumpai di wilayah Rembang bagian selatan.
Para penjual biasanya menjajakan air sadapan pohon aren itu di sepanjang jalan Rembang – Blora. Namun harus diketahui, tidak semua penjual menjual legen asli atau tanpa campuran air mineral di lapak mereka.
Kalau diminum itu sudah bisa dirasakan, kalau legen campuran apalagi pakai obat gula itu rasannya getar. Beda sekali sama manis dari legen yang asli.
Salah satu penjual legen di wilayah Desa Pedak Kecamatan Sulang yang menjadi kawasan sentra penghasil legen, Yuli menyampaikan tidak sedikit penjual nakal yang mencampur legen dengan air mineral. Kemudian ditambahkan gula agar rasanya cukup manis saat diminum.
Hal itu dilakukan pedagang ternyata karena menuruti keinginan konsumen yang berpikiran legen merupakan minuman manis yang menyegarkan. Utamanya para konsumen dari luar kota yang kebetulan melintas di wilayah Rembang.
“Kadang orang-orang (pembeli luar kota) itu malah sukanya yang manis (legen campuran). Kalau dikasih legen asli kurang cocok,” kata Yuli, Jumat (14/5).
Padahal, kata dia, legen asli memiliki rasa yang khas yaitu manis bercampur dengan sedikit rasa asam. Rasa asam itu wajar, dikarenakan legen merupakan air getah dari tandan bunga pohon aren yang disadap.
Berbeda dengan legen yang sudah dicampur air dan ditambahkan gula, tentu rasa asamnya akan berkurang malah cenderung ke rasa manis. Dirinya pun tidak menyalahkan siapapun karena selera orang memang berbeda-beda.
“Kalau legen yang asli itu pasti rasanya manis terus ada sedikit asam-asamnya, itu asli. Kalau campuran pasti rasanya hanya manis saja karen ditambah dengan gula,” ucapanya.
Dirinya pun tidak keberatan untuk memberi tips mengetahui perbedaan legen asli dan legen campuran. Karena pembeli jangan sampai tertipu dikarenakan kedua minuman tersebut harusnya memiliki harga yang berbeda.
Jika legen asli, lanjut dia, dari tampilan jika diwadahi botol warnanya putih pekat hampir menyerupai air susu yang kental karena murni air getah dari tandan bunga pohon aren. Sedangkan legen campuran warnanya cenderung ke putih sedikit bening bersih tanpa ada sedikit kotoran dari serpihan tandan bunga aren.
Sementara dari rasa sudah jelas legen asli memiliki rasa manis dan asam. Sedangkan legen campuran hanya manis saja.
“Kalau diminum itu sudah bisa dirasakan, kalau legen campuran apalagi pakai obat gula itu rasannya getar. Beda sekali sama manis dari legen yang asli,” bebernya.
Jika direbus, legen asli justru rasa manisnya akan lebih menonjol dan rasa asamnya hilang. Wajar saja legen memang bahan utama untuk membuat gula aren. Sedangkan legen campuran jika direbus justru akan terasa pahit.
Begitu juga jika disimpan dalam waktu yang lama, legen asli akan menjadi minuman tuak. Berbeda dengan legen campuran yang tetap menjadi legen namun sudah tidak layak untuk diminum.
“Kalau yang suka manis saja bisa beli legen yang asli nanti sampai di rumah direbus. Rasa manisnya nanti akan lebih kuat. Jika diminum dicampur es malah tambah segar,” jelasnya.
Legen asli dalam kemasan botol 1,5 liter biasa ia jual dengan harga Rp. 20 ribu. Sedangkan untuk legen campuran ia jual dengan setengah harga legen asli yaitu Rp. 10 ribu.
“Jangan sampai tertipu karena legen campuran bisanya lebih murah daripada legen asli,” tandasnya. (Linimedia/TW)