Rembang, linimedia.com – Calon presiden nomor urut satu, Anies Baswedan bersafari ke Rembang, Senin (25/12) kemarin. Kedatangannya ke Rembang tidak didampingi oleh Calon Wakilnya yakni Muhaimin Iskandar.
Diawali dengan berziarah ke makam Mbah Bisri, Anies kemudian menghadiri acara Halaqah Kebangsaan dan Ijma’ Ulama Pantura untuk Perubahan Indonesia di Pondok Pesantren Ma’hadul Ulum Asy-Syar’iyah (PP MUS) Kecamatan Sarang.
Berdasarkan informasi resmi yang diterima dari panitia yang mengatasnamakan Laskar Santri Santri AMIN Jawa Tengah, pertemuan pengasuh pesantren dan kiai dari Pantura Jateng-Jatim itu bertajuk Halaqah Kebangsaan dan Ijma’ Ulama Pantura untuk Perubahan Indonesia.
Dalam acara tersebut, sejumlah kiai dari wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah dan Jawa Timur mendeklarasikan dukungan kepada pasangan capres dan cawapres nomor urut satu, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
Disebutkan panitia, pertemuan itu dihadiri oleh 500 pengasuh pesantren dan kiai dari berbagai daerah seperti, Demak, Kudus, Pati, Jepara, Rembang, Tuban, dan Lamongan.
Pertemuan para kiai dan pengasuh ponpes itu menghasilkan sejumlah rekomendasi. Sepuluh diantaranya dibacakan langsung oleh Kyai Haji M. Sa’id Abdurrochim, pengasuh pondok pesantren Ma’hadul Ulum Asy-Syar’iyah (PP MUS) Sarang.

10 Rekomendasi Ulama Pantura untuk Perubahan Indonesia meliputi :
- Meminta pertimbangan Ulama’ dalam membuat kebijakan strategis dan menyelesaikan masalah yang menyangkut kemaslahatan kehidupan berbangsa dan bernegara.
- Menerapkan konsep Dwi tunggal dalam menjalankan kepemimpinan Negara dan ritme pemerintahan sehingga terjaga kekompakan dalam kepemimpinan Nasional.
- Segera melaksanakan implementasi UU No 18 tahun 2019 tentang Pesantren dengan 3 menerbitkan regulasi turunannya sampai ke tingkat daerah sehingga petunjuk teknisnya jelas dan implementatif.
- Membentuk Dirjen Pesantren di Lingkungan Kemenag RI dan Mengoptimalkan Dana Abadi Pesantren.
- Memberdayakan Pendidikan Pesantren dan menyetarakan dalam segala aspek dengan Pendidikan Umum.
- Memperkuat eksistensi Pendidikan Keagamaan Islam nonformal secara hukum seperti Madrasah Diniyah, Taman Pendidikan Al Qur’an, Majlis Ta’lim, serta Tempat Ibadah.
- Menutup kemungkinan bangkitnya faham-faham yang menyimpang dari Konstitusi Negara, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika, seperti paham komunisme, leninisme, khilafah dan faham-faham lain yang menyimpang.
- Pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme sampai akar-akarnya, serta penegakan hukum dan HAM secara imparsial.
- Menegakkan Undang-Undang Anti Penodaan Agama.
- Mendorong kemerdekaan Palestina dari penjajahan Zionis Israel serta berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia.
Usai menerima dokumen rekomendasi dari hasil pertemuan itu, Anies dalam sambutannya mengaku siap mengemban amanat apabila dirinya terpilih. Menurutnya belakangan ini banyak problematika bangsa yang memerlukan penyelesaian, maka perlu adanya perubahan di Indonesia.
“Kita hadir menyambut dan menyampaikan kepada semua bahwa ikhtiar perubahan ini adalah ikhtiar kita bersama-sama. Kita menyaksikan bahwa selama beberapa waktu ini ada begitu banyak problematika-problematika kebangsaan yang memerlukan penyelesaian. Dan kesempatan untuk perubahan diberikan pada tanggal 14 Februari besok,” bebernya.
Dikatakannya pada 14 Februari mendatang, rakyat memiliki waktu 6 jam untuk menentukan arah Indonesia 5 tahun ke depan. Melalui hasil Halaqah Kebangsaan dan Ijma’ Ulama Pantura, dirinya yakin perubahan bisa terlaksana di Indonesia.
“Enam jam itu menentukan arah lima tahun ke depan. Alhamdulillah dengan adanya hasil keputusan yang tadi disampaikan oleh Kyai Sa’id, Hasil Halaqah Kebangsaan dan Ijma’ Ilama Jawa Tengah Jawa Timur untuk Perubahan, insyaallah perubahan bisa terlaksana di Indonesia ini,” pungkasnya. (bgm)