Rembang, linimedia.com – Calon Presiden (Capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo melakukan safari politiknya ke Kabupaten Rembang dengan menemui kalangan petani dan nelayan, Kamis (4/1). Agenda pertemuan dengan petani Rembang dilakukan di Desa Sulang, Kecamatan Sulang.Ā
Kader PDI Perjuangan ini mengenakan caping pemberian salah satu warga yang hadir di lokasi. Pertemuan yang dihadiri sekitar 500 warga petani itu berlangsung di sebuah perkebunan.
Ketika berdialog dengan warga kalangan petani, Ganjar menerima beberapa keluhan. Utamanya pupuk subsidi yang kurang dan harga hasil pertanian yang anjlok dipasaran.
Menanggapi hal itu, Ganjar menyebut kurangnya pupuk subsidi dan harga hasil pertanian saat ini menjadi problematika petani hampir di seluruh Indonesia. Keluhan tersebut selalu didapatkannya setiap bertemu dengan petani.
“Tadi saya juga ketemu petani di Blora, sambate yo podo pupuk kurang. Saya kemarin keliling Indonesia, saya tanya kepada petani dititik Indonesia yang saya kunjungi ternyata nasibnya sama. Sama-sama kurang (pupuk subsidi), makanya kita bicara subsidi pupuk untuk petani harus ditambah,” bebernya.Ā
Disamping itu, Ganjar juga menanggapi minimnya generasi muda yang berkeinginan kerja menjadi petani. Alasan tidak ingin kerja kasaran, kotor-kotoran dan panas-panasan masih menjadi ganjalan para generasi muda ogah jadi petani.
Jika sudah demikian, dirinya mendorong para anak petani agar bersedia menempuh pendidikan perguruan tinggi melalui program beasiswa untuk keluarga miskin. Agar ketika lulus bisa mendapat pekerjaan yang layak dan memperbaiki perekonomian keluarga.
“Kita dorong anaknya jadi petani, tapi percuma karena macul (mencangkul) tidak bisa, (takut) tangannya kasar, gosong dan sebagainya. Maka sekolahnya harus yang tinggi. Kalau tidak punya uang, kita kan punya program beasiswa untuk keluarga miskin,” ucapnya.
Seperti program yang selalu ia gaungkan, ” 1 Keluarga Miskin 1 Sarja”. Namun Ganjar berharap para anak petani ini memilih pendidikan perguruan tinggi di bidang pertanian juga, agar perjuangan orang tuanya sebagai petani dapat diteruskan dengan sistem yang lebih modern.
“Sehingga kalau mereka melanjutkan spirit perjuangan Bapaknya yang bekerja sebagai petani, mungkin pertanian akan jauh lebih moderen. Saya bayangkan kalau itu anak-anak muda, maka mekanisasi dan modernisasi akan berjalan,” pungkasnya. (ren)