Rembang – Kumpulan tulang belulang yang diduga dari manusia pra sejarah ditemukan oleh pegiat sejarah dari Lasem Kota Cagar Budaya (LKCB) pada dinding gua temu ireng di desa Bitingan Kecamatan Sale, Rembang. Sebagian besar tulang-tulang itu belum belum menjadi fosil atau masih berbentuk tulang utuh.
Mohamad Al Mahdi seorang pegiat sejarah dan anggota yayasan LKCB mengatakan belum lama ini dirinya bersama timnya menemukan tulang belulang yang diduga dari suku lingga yang hidup pada masa pra sejarah.
Suku Lingga sendiri merupakan suku tertua atau suku purba, yang telah ada jauh sebelum Majapahit berdiri. Suku Lingga dalam catatan sejarah Lasem berada di Bumi Lasem.
Jadi setiap 5 meter ada lagi, jadi banyak sekali tulang-tulang yang menempel.
Dirinya menceritakan, pada mulanya gua temu ireng itu ditemukan oleh warga desa setempat. Namun warga desa tidak mengetahui apa isi di dalam gua itu.
Mendapat informasi itu, ia bersama 4 kawannya menuju ke lokasi gua tersebut untuk meneliti kemungkinan adanya peninggalan pra sejarah di gua itu. Karena dari awal, laki-laki yang akrab disapa Koh Lam itu memang penasaran dengan peninggalan pra sejarah utamannya mengungkap keberadaan dari suku lingga.
“Saya memang tertarik dengan peninggalan sejarah yang mengungkap keberadaan suku lingga. Gua-gua di Lasem sudah saya teliti semua tapi belum menemukan jejak suku lingga. Kemudian dapat info ada temuan gua di Bitingan saya coba untuk kesana,” kata Koh Lam, Selasa 16 Maret 2021.
Benar saja berjarak 10 meter dari mulut gua ditemukan tulang-tulang yang menempel pada dinding gua yang berupa batuan kapur. Ukuran tulang itu bervariasi, ada yang sepanjang ruas jari, ada juga yang panjangnya hingga 40 cm.
Tulang belulang itu ditemukan di lima titik dinding gua. Dengan jarak antar temuan tulang kurang lebih 4-5 meter.
“Temuan tulang bervariasi, ada yang seukuran jari, ada yang seukuran pergelangan tangan. Ada yang sebesar tulang kaki. Jarak antar tulang ke tulang lain itu sekitar 4 meter, 5 meter. Jadi setiap 5 meter ada lagi, jadi banyak sekali tulang-tulang yang menempel,” bebernya.
Dirinya menjelaskan, dari ciri-cirinya, bersumber dari buku sejarah Kawitane Wong Jawa Lan Wong Kanung, suku lingga memang tinggal di gua-gua yang berdiding kapur. Oleh karena itu, dugaan temuan tulang belulang itu mengarah pada suku lingga.
Karena tanah pada dinding gua mengandung kapur, lanjut dia, tulang belulang yang menempel masih terlihat utuh. Hanya sedikit tulang yang sudah berubah menjadi fosil.
“Berhubung itu di tanah yang mengandung kapur, jadi proses penguraian tulangnya lama. Sebagian ada yang sudah menjadi fosil ada juga yang belum. Tapi kebanyakan masih kayak tulang utuh,” bebernya.
Dirinya menyebutkan, kedalaman gua itu masih belum bisa diketahui. Pasalnya didalam gua temu ireng itu terdapat sungai bawah tanah.
Atas temuan itu, dirinya telah melaporkannya ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah dan Balai Arkeologi (Balar) Yogyakarta. Ia berharap temuan itu benar-benar merupakan tulang-tulang dari suku lingga.
“Semoga saja itu jejak dari suku lingga, misal bukan dari suku lingga namun suku yang lebih tua lagi itu malah bagus, bisa jadi temuan terbesar,” imbuhnya.