SEMBUNYIKAN IKLAN INI
BeritaCeritaTopWisata

Bermula Dari Abrasi, Hingga Diminati Para Wisatawan

232
×

Bermula Dari Abrasi, Hingga Diminati Para Wisatawan

Sebarkan artikel ini
Pengunjung pantai Karangjahe beach (KJB) bermain motor ATV dipantai
Pengunjung pantai Karangjahe beach (KJB) bermain motor ATV dipantai

Rembang – Karangjahe, pantai dengan pesona hamparan pasir putih dan lembut yang dijuliki pantai seribu pohon cemara, belakangan ini menjadi bahan perbincangan warga Rembang. Bagaimana tidak, pantai yang terletak di Desa Punjulharjo itu berhasil menempati posisi 5 besar pada perlombaan desa wisata nusantara 2019 tingkat nasional.

Rembang memang dikenal sebagai kota yang terletak di daerah pesisir. Tak heran jika para pelancong yang datang ke Rembang pasti mencari destinasi wisata seputar pantai. Selain hamparan pasir putih yang lembut dan panjang terdapat juga ribuan pohon cemara yang menghiasi pantai karang jahe.

Ribuan pohon cemara ini berderet rapi sepanjang 1 KM seolah berbaris menghadap laut, menambah keindahan pantai. Dengan menghamparkan tikar dibawah rindangnya pohon cemara yang disediakan oleh penjual makanan dan minuman diwarung milik warga setempat, pengunjung dapat melepaskan penat bersama keluarga maupun sahabat sambil menikmati makanan serta duduk-duduk bersantai.

Pantai Karang Jahe mudah dijangkau karena posisinya berada di jalur pantura, antara Rembang -Lasem. Dari pusat kota Rembang jaraknya hanya sekitar 7,5 kilometer. Sangat mudah menemukan lokasi Pantai Karang Jahe karena tepat dipinggir jalan pantura terdapat Gapura Desa Punjulharjo di pintu masuk. Setelah itu tinggal belok kiri dan bakal terlihat papan bertuliskan “Selamat Datang di Obyek Wisata Pantai Karang Jahe”.

Sebelum memasuki kawasan pantai, para pengunjung akan disambut oleh beberapa warung makan yang menjajakan menu olahan ikan segar hasil dari tangkapan nelayan setempat. Aroma masakan ikan khas daerah pesisir seolah melambai-lambai untuk menggiring pengunjung mampir sebelum mereka bermain dengan ramahnya ombak pantai dan pasir putih yang lembut.  

Meski saat Linimedia mengunjungi lokasi tersebut tidak pada hari libur, pengunjung pantai ini ternyata masih lumayan banyak. Mulai dari usia anak-anak hingga dewasa. Lokasinya yang mudah dijangkau dan panorama indah sekitarnya memang membuat Karang Jahe jadi primadona untuk berwisata bersama keluarga maupun sahabat.

Baca juga:  Diintai Musim Hujan, KPU Rembang Pastikan Kelayakan Gudang Logistik PPK

Apalagi Karang Jahe juga memiliki permukaan landai, sangat cocok untuk bersantai dan memanjakan mata melihat pemandangan laut sambil mendengarkan deburan ombak kecil yang memicu rasa tenang.
Dalam pantauan Linimedia, terlihat beberapa pengunjung duduk santai sambil minum air kelapa muda bersama keluarganya, namun ada juga pasangan pemuda yang bemain motor ATV untuk berkeliling disekitar pantai.

Saat melintasi warung-warung yang berjejer rapi didekat parkiran motor, para penjual sangat ramah menawarkan dagangannya meski pagi itu hanya baru tersedia minuman hangat dalam bentuk saset seperti kopi dan jahe dengan gorengan hangat yang nampak baru saja diangkat dari penggorengan dan disajikan diatas meja kecil dengan tudung saji.

Ali Mustofa merupakan seorang pemuda asli Desa Punjulharjo yang menjadi motor bersama pemuda karang taruna yang lain hingga saat ini pantai karangjahe bisa melenggang dikanca wisata nasional. Pria usia 33 tahun itu telah menjadi pengelola pantai sejak pengelolaan masih dipegang karang taruna pada tahun 2009.

Berbincang santai di warung pinggir pantai,  pemuda yang mengenakan kemeja batik ini membeberkan sejarah singkat awal mula dibukanya pantai karangjahe. Sebelum pantai karang jahe dikenal banyak orang seperti ini, dulu hanya sebuah dataran pantai kosong yang  terkena bencana abrasi besar-besaran pada tahun 2008. Agar bencana tersebut tidak terus-terusan terjadi, Oleh pemuda karang taruna setempat mencoba untuk melakukan gerakan penghijauan dengan ditanami tanaman bakau. Setelah ditanam, alih-alih bisa untuk menangani masalah abrasi ternyata tanaman bakau tersebut malah tidak dapat tumbuh.

” Agar tidak terkena abrasi kita coba penghijauan dengan tanaman bakau seperti yang ada diwilayah pantai yang lain. Namun setelah dicoba hasilnya gagal, dan tidak maksimal,” kata Ali.

Setelah diamati, lanjut Ali sambil menengguk kopi saset pesanannya, pantai karang jahe memiliki karakter tanah yang berbeda dengan wilayah pantai lainnya seperti dilokasi wisata jembatan merah yang terkenal dengan hutan mangrovenya. Sehingga harus menyesuaikan tanaman yang cocok untuk karakter tanah dipantai karang jahe.

Baca juga:  Genjot Vaksinasi Sekaligus Kampanyekan Berani Minum Susu

“Jenis pohon yang kita tanam tidak sesuai dengan karakter tanah. Dulu yang kita coba jenis mangrove, avicennia, rhizophora, dan lain-lainnya namun gagal karena tanaman tersebut cocoknya untuk karakter tanah yang berlumpur, sedangkan di pantai karang jahe berpasir,” ucapnya.

Pantai Karangjahe beach (KJB)
Berjajar tikar pedagang untuk pengunjung pantai Karangjahe beach (KJB) yang ingin bersantai

Meskipun dengan hasil yang nihil, mereka tetap terus mencoba untuk menghijaukan pantai karang jahe dari tahun ke tahun. Hingga pada akhirnya pria berkumis tipis itu berhasil menemukan tanaman yang sesuai dengan karakter pantainya pada tahun 2011.

“kita menemukan sebuah jenis pohon yaitu pohon cemara, kemudian difasilitasi oleh Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Rembang dan Kodim Rembang bekerjasama dengan pemerintah desa, pemuda karang taruna menjadi garda depan dalam penanaman bibit-bibit pohon cemara,” jelasnya.

Selain melakukan penanaman para pemuda karang taruna desa punjulharjo juga melakukan perawatan bibit cemara yang telah ditanam. Kemudian Pengembangan pengayaan tanaman cemara dilokasi pantai menjadi target mereka selanjutnya.

“Akhirnya pada tahun 2011-2012 pohon cemara ini tumbuh dengan baik, cepat tinggi dan cocok dengan karakter tanah dan cuacanya,” lanjutnya.

Dengan kesuksesan para pemuda karang taruna dalam melakukan penghijauan disepanjang pantai, sebuah penghargaan diberikan oleh pemerintah daerah. Barulah pada tahun 2013, wisata pantai karang jahe dibuka untuk umum secara resmi. Pada tahun 2015 pengelolaan yang asalnya dikelola oleh pemuda karang taruna sebelumnya, berpindah pengelolaannya menjadi tingkat desa atau disebut BUMDes ABIMANTRANA.

Tidak berhenti sampai disitu, dari tahun ke tahun para Pengelola bidang unit usaha BUMDes ABIMANTRANA memiliki tugas untuk meramaikan tempat wisata milik desanya. Mereka harus mengundang daya tarik wisatawan agar mau berkunjung. 

Baca juga:  Nyambi Jual Pil Koplo, Nelayan di Rembang Dicokok Polisi

“Kita menggelar bergagai event mulai dari tingkat desa maupun kabupaten. Acaranyapun ada music, perlombaan egrang, balap teklek dan lain sebagainya, ” katanya.

Saat disinggung mengenai keluh kesahnya dalam sebuah perjuangan membangun sebuah destinasi wisata, pria berkulit eksotis itu menjawab dengan nada rendah sambil menghela nafas seakan telah banyak masalah yang telah ia laluinya. Terkait program wisata sangat komplek sekali permasalahannya, yang pertama mengenai persepsi masyarakat terkait adanya wisata ini. Masyarakat jaman dahulu hanya berfikir lahan desa dimanfaatkan untuk dijadikan tambak karena rata-rata penduduk desa berprofesi sebagai petani tambak.

Jalan masuk ke area pantai dan wahana permainan air pantai Karangjahe beach (KJB)

Namun dirinnya berhasil merubah mindset warga desanya. Lahan wisata pantai yang dulunya sempit karena lahannya sudah mentok dengan tambak warga, akhirnya pihak warga merelakan lahan tambaknya untuk perluasan lahan wisata pantai karang jahe dengan sistem bagi hasil.

“Adanya pro kontra itu biasa jelas, karena untuk merubah mindset masyarakat itu cukup susah, namun secara pelan-pelan hingga saat ini perubahan mindset berhasil,” terangnya.

Saat ini pengelola pantai karang jahe sudah memiliki 117 kios pedangan, yang mulanya hanya berjumlah 5 kios hasil dari swadaya masyarakat. Kios pedagang sengaja disediakan pengelola agar bisa dimanfaatkan oleh para warga desa punjulharjo guna pemberdayaan masyarakat.

Dihari biasa pantai karang jahe memiliki pengunjung mencapai 500 hingga 1000 wisatawan. Namun jika memasuki hari libur jumlah pengunjung tersebut bisa naik 10 kali lipat mencapai 5000 hingga 10000 wisatawan, dengan perputaran uang rata-rata Rp. 500 juta per bulan. Meskipun demikian Ali tidak terus berpuas diri, kedepan dirinya akan menambah beberapa wahana permainan lagi guna dapat menarik lebih banyak wisatawan.

“terkait pengembangan kedepan sesuai master plan kita, penataan lokasi dan infrastrukturnya, dan nanti kalau sudah tertata pasti ada penambahan-penambahan wahana yang menarik,” pungkasnya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *